SURAN / OEMAH JOGLO : PUNCAK SURAN / ACARA PUNGKASAN SURAN DESA PEKUNDEN BANYUMAS (5/8/2023)
BANYUMAS - Hari ini Sabtu Pon (05/08/2023) bertempat di Gedung Sarwo Handayani Balai Desa Pekunden Banyumas dan Oemah Joglo Desa Pekunden di gelar acara Merti Dusun dan kita sering menyebutnya acara Sedekah Bumi
Tradisi Merti Dusun / Desa itu Tradisi Khas Jawa oleh karena itu kita sering menemukan kegiatan Merti dusun hanya di Jawa, seperti di Jogja, Jawa Tengah salah satunya adalah Desa Pekunden Banyumas ini.
Rangkaian Kegiatan Merti Dusun / Desa tidak hanya sekedar Bersih Bersih lingkungan Makam, Makam Leluhur, Makam Keramat serta Lingkungan Sekitar Kita tinggal atau Hanya dengan Ziarah Makam, tetapi di ikuti dengan Pentas Seni Budaya, Seni Budaya Tontonan yang bisa menjadi Tuntunan bagi kita semuanya seperti Pementasan Wayang Purwo / Wayang Kulit, EBEG (Eling Budaya Eling Gusti / Eling Babagan Elmu - Ngelmu Gaib karena Ada Acara mendeman yang mengundang Indang atau Mahluk Gaib yang di masukan ke dalam tubuh Pemain Ebeg), Tari Tarian / Beksa - Beksan ( Tari Lengger / Lenggeran atau Tarian lainnya) atau seni Pertunjukan lainnya sesuai dengan ke arifan lokal masing masing wilayah di mana kita tinggal.
Sedekah bumi sendiri merupakan tradisi yang biasa dilakukan di Awal Tahun Jawa di Bulan Suro / awal bulan Tahun Islam di bulan Muharram.
Karena di lakukan di bulan Suro kita sering menyebutnya dengan isitilah Tradisi " SURAN "
Acara ini (Sedekah Bumi) digelar sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kenikmatan yang tiada tara, tiada terhitung, telah menciptakan Bumi, memberikan bumi tempat kita tinggal, tempat kita hidup, dari bumi ini kita di berikan rejeki berupa keberlimpahan Makanan / minuman,dll. dan dari hasil bumi ini juga banyak di hasilkan Emas, minyak bumi, Gas, dll sebagai sumber penghidupan / penghasilan.
Makanan Pokok yang ada di acara Sedekan Bumi " Tumpeng dan Ingkung (Hampir Seperti Panggang Ayam Jantan bentuknya, kalau ayam panggang kan kering tidak berkuah tetapi kalau ingkung itu Ayam Jantan di ikat pakai tali bambu dan bumbu dengan ada kuahnya) serta sayur Mayur seperti Kluban,dll.
Makanan
pokok ini sebagai Simbol (Doa Wujud) misal seperti " Tumpeng - Tujuan
Lempeng (lurus = Konsisten) / Tujuan Mempeng (Tekade Kuat) / Tumuju
Pengeran (Tujuan ke Tuhan).
Tumpeng asal e dari Beras berharap semoga diberikan "Berkah Kewarasan / Sehat Jasmani Rohani".
Beras bagi orang jawa khususnya bagi kita warga Desa Pekunden ini, Beras sebagai makanan pokok.
Beras mengku teges / karep Beber Rasa - di Gambarkan kalau kita di Jiwit Merasa Sakit ya jangan Njiwit ke orang lain, Teposaliro sehingga saling menghargai saling menghormati dan Toleransi di kehidupan ini.
Tumpeng Bentuknya Segitiga sebagai gambaran dari " Pikir (Cipta), Ati (Hati), Lathi (Ucap/Mulut) " Nyawiji ing Gusti / Tuhan. Ucapan - Hati - Pikiran sama menunjukan kejujuran berarti sudah jujur.
Bahasa Banyumasane Cablaka - Omong Apa Anane - Sanyatane.
(Kalau Takiran : Nata Pikir Nata Pikiran - Pikirane di Tata, Omong Saomong di pikir sit.)
Simbol Tumpeng ini banyak sekali makna yang terkandung sesuai dengan pengalaman hidup kita masing masing di mana kita bertempat tinggal, Tumpeng itu Replika Gunung, Kalau di semesta ini adalah Gunung kalau di Pagelaran Wayang Kulit itu Gunungan / Kayon dan Gunungan ini yang mengawali dan yang mengakhiri (awal akhir) di mulainya Pagelaran Wayang, Kalau di Panggung Pementasan Namanya Wayang Kulit kalau di Kehidupan Dunia di mana Kita Hidup dan Tinggal adalah " Wayang Wong " Lakon Lakunya adalah Masing Masing dari Diri Pribadi kita, Manusia sebagai mahluk Individu dan sebagai Mahluk Sosial dan bermasyarakat, khusunya karena kita tinggal di desa tentunya sebagai Warga Desa atau Warga Dusun ( Ada yang Jadi Kades Seperti Pak Ranto, Yang Yang Carik Seperti Pak Tono, Pedagang, Petani, Pendidik, dst.)
Kluban
itu gambaran dari Keanekaragaman / Kebinekaan dari setiap orang, karena
sifat, Sikap, prilaku atau perbuatan serta hobi kesenangan beraneka
macam tetapi tetap satu rasa, satu tujuan, satu harapan pada keindahan,
kedamaian, ketentraman.
Simbol
Ingkung - Ayam kalau belum menjadi ingkung itu warnanya berbeda beda,
tetapi kalau sudah menjadi ingkung semua ayam itu bentuk Wujudnya sama.
Keberbedaan Suku / bahasa - logat / keyakinan / warna kulit / hoby dan kesenangan, dll tetapi satu rasa, sebagaimana simbol Ingkung Ayam dan atau Sayur kluban yang isinya berbagai macam sayuran, kemudian nanti ada ampasnya yang berbahan dari Kelapa, cabai, garam,dll. tetapi kalau kita makan rasanya sangat gurih dan nikmat - Penting Bersatu Menjadi Satu Kesatuan, Kalau di Pancasila SIla Ke-3 Persatuan Indonesia, Kalau di tata kelola Pemerintahan adalah Manunggaling Kawula Gusti. Kawula sebagai Rakyatnya dan Gusti sebagai Raja / Ratu / Pimpinan / Pemimpin tercipta / terselenggara hubungan komunikasi / kolaborasi / tatanan yang selaras - serasi - seimbang.
Yang Penting : " RASA"
Rasa sebagai Warga Negara Indonesia dengan segala keanekaragamannya, rasa sebagai Warga Desa dengan Segala Keanekaragamannya di desa dan Juga Rasa Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial di mana saat ini kita hidup bermasyarakat dengan segala resiko keberagamannya tetapi Tetap Indonesia - Tetap " PEKUNDEN BANYUMAS " Pekunden Kuncara dan menjadi masyarakat Madani, dan mampu memberikan yang terbaik untuk semuanya / Rahmat untuk seluruh alam / Rahayu Sagung ing dumadi.
(Gambar Ingkung yang sudah di potong potong oleh Pak Kayim)

Rangkaian Puncak Kegiatan Suran di Desa Pekunden Banyumas untuk Hari ini adalah Pagelaran Pementasan Wayang Kulit.
Pentas wayang kulit ini di siarkan secara live oleh TVRI.

Salam Seni, Salam Budaya, Salam Sehat, Salam Sukses Selalu
Rahayu Rahayu Rahayu - Rahayu Sagung ing dumadi
(Sumber Foto dari Forkomas Desa Pekunden Banyumas)
Posting Komentar untuk "SURAN / OEMAH JOGLO : PUNCAK SURAN / ACARA PUNGKASAN SURAN DESA PEKUNDEN BANYUMAS (5/8/2023)"