CEGAH HIV - AIDS (3/8/2024)
Yup ... Kenali HIV - AIDs
Apa itu HIV
Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) terjadi pada tahap infeksi paling lanjut.
HIV menargetkan sel darah putih tubuh, melemahkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini membuat kita lebih mudah terserang penyakit seperti tuberkulosis, infeksi, dan beberapa jenis kanker.
HIV ditularkan melalui cairan tubuh orang yang terinfeksi, termasuk darah, ASI, air mani, dan cairan vagina. Penyakit ini tidak menyebar melalui ciuman, pelukan, atau berbagi makanan. Bisa juga menular dari ibu ke bayinya.
HIV dapat dicegah dan diobati dengan terapi antiretroviral (ART). HIV yang tidak diobati dapat berkembang menjadi AIDS, seringkali setelah bertahun-tahun.
WHO kini mendefinisikan Penyakit HIV Lanjutan (AHD) sebagai jumlah CD4 kurang dari 200 sel/mm3 atau WHO stadium 3 atau 4 pada orang dewasa dan remaja. Semua anak di bawah usia 5 tahun yang hidup dengan HIV dianggap mengidap penyakit HIV stadium lanjut.
Tanda dan gejala
Gejala HIV bervariasi tergantung pada tahap infeksinya.
HIV menyebar lebih mudah dalam beberapa bulan pertama setelah seseorang terinfeksi, namun banyak yang tidak menyadari statusnya hingga tahap selanjutnya. Dalam beberapa minggu pertama setelah terinfeksi, orang mungkin tidak merasakan gejala. Orang lain mungkin menderita penyakit mirip influenza termasuk:
- demam
- sakit kepala
- ruam
- sakit tenggorokan.
Infeksi ini semakin melemahkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini dapat menyebabkan tanda dan gejala lain:
- pembengkakan kelenjar getah bening
- penurunan berat badan
- demam
- diare
- batuk.
Tanpa pengobatan, orang yang hidup dengan infeksi HIV juga dapat mengembangkan penyakit parah:
- TBC (TBC)
- meningitis kriptokokus
- infeksi bakteri yang parah
- kanker seperti limfoma dan sarkoma Kaposi.
HIV menyebabkan infeksi lain menjadi lebih buruk, seperti hepatitis C, hepatitis B, dan mpox.
Penularan
HIV dapat menular melalui pertukaran cairan tubuh pengidap HIV, antara lain darah, ASI, air mani, dan cairan vagina. HIV juga dapat ditularkan ke anak selama kehamilan dan persalinan. Orang tidak dapat tertular HIV melalui kontak sehari-hari seperti berciuman, berpelukan, berjabat tangan, atau berbagi benda pribadi, makanan atau air.
Orang dengan HIV yang memakai ART dan mempunyai viral load tidak terdeteksi tidak akan menularkan HIV ke pasangan seksualnya. Oleh karena itu, akses dini terhadap ART dan dukungan untuk tetap menjalani pengobatan sangat penting tidak hanya untuk meningkatkan kesehatan orang yang hidup dengan HIV tetapi juga untuk mencegah penularan HIV.
Faktor risiko
Perilaku dan kondisi yang membuat orang berisiko lebih besar tertular HIV antara lain:
- melakukan hubungan seks anal atau vagina tanpa kondom;
- menderita Infeksi Menular Seksual (IMS) lain seperti sifilis, herpes, klamidia, gonore, dan vaginosis bakterial;
- penggunaan alkohol atau obat-obatan terlarang dalam konteks perilaku seksual;
- berbagi jarum suntik, alat suntik dan peralatan suntik lainnya, atau larutan obat yang terkontaminasi ketika menyuntikkan obat;
- menerima suntikan yang tidak aman, transfusi darah, atau transplantasi jaringan; Dan
- prosedur medis yang melibatkan pemotongan atau penindikan yang tidak steril; atau cedera tertusuk jarum suntik yang tidak disengaja, termasuk di kalangan petugas kesehatan
Pencegahan
HIV adalah penyakit yang dapat dicegah. Mengurangi risiko infeksi HIV dengan:
- menggunakan kondom pria atau wanita saat berhubungan seks
- menjalani tes HIV dan infeksi menular seksual
- melakukan sunat laki-laki secara medis secara sukarela
- menggunakan layanan pengurangan dampak buruk bagi pengguna narkoba suntik dan narkoba.
Posting Komentar untuk "CEGAH HIV - AIDS (3/8/2024)"